Monday, October 28, 2013

Awal Kamu dan Aku

6:06 AM 3 Comments
23 September 2012, ingat? Malam itu kita bertemu di rumah salah satu teman kamu. Saat itu entah suasananya, kamunya atau malah aku yang kaku dengan pertemuan pertama kita itu karna sebelumnya kita “dicomblangi” oleh teman-temanku yang tidak lain adalah teman sd kamu.

Saat pertemuan pertama kita dibiarkan berduaan di ruang tamu oleh para “mak comblang” itu sementara mereka asik bermain kartu di teras depan. Then to break the ice, kamu dengan telapak tangan yang agak dingin memberanikan diri bersalaman denganku, menjabat tanganku. Kamu bilang kamu lagi flu makanya tanganmu dingin. Di saat itu kamu menunjukkan kalau kamu sedang gugup dengan pertemuan kita itu. Lucu sekali. Namun saat berduaan itu tak berlangsung lama karna kita malah jadi tambah gugup tanpa bahan obrolan. Akhirnya kamu mengajak deal untuk bergabung dengan para “mak comblang” itu.

Dua jam berlalu. Beberapa permainan sudah dimainkan mulai dari bermain kartu, sulap, cerita tentang keseharian, teka-teki sampai cerita anekdot namun kamu dan aku masih diam-diam malu.

Hingga tiba saat aku ingin pulang dan kamu menawarkan diri mengantar ku. Awalnya aku menolak karna jarak ke rumahku yang cukup jauh. Namun kamu tak goyah, akhirnya ku terima tawaranmu itu. Di atas Supra yang kamu kendarai perlahan the ice mulai mencair karna membahas satu orang di masa laluku.

Kak Lukman. Yah, dia guru mengajiku semasa aku kecil dan belajar mengaji di TPA yang ternyata dekat dengan rumahmu. Yang ternyata kamu kenal dengan beliau. Yang akhirnya mencairkan kegugupan diantara kita dan kita mulai akrab dan berbicara banyak.

Hingga pada saat kita hampir sampai rumahku, kamu mengatakan sesuatu yang mencairkan hatiku. Lebih dari mencairkan kegugupan yang sedari tadi menyeruak di antara kita. Mengatakan sesuatu layaknya mantra simsalabim yang membuatku kagum. Kamu mengatakan “kamu nakal yah? Heheh” sesaat setelah aku menjahilimu yang menunjukkan keapaadaannya dirimu. Kamu menunjukkan kamu yang asli tanpa sesuatu yang kamu buat-buat ataupun pencitraan seperti kebanyakan laki-laki lain demi menarik perhatian lawan jenisnya. Inilah yang membuatku menerimamu menjadi partnerku pada 30 September 2012, seminggu setelah pertemuan kita itu. Kamu apa adanya. Dari dulu hingga detik ini. Kamu yang aku cintai yang selalu membuatku takjub dengan kejutan-kejutan karaktermu yang mengagumkan.